1.GELOMBANG OVERTOPPING
Untuk gelombang overtopping dalam penggunaannya diijinkan atau dikehendaki terjadi pada suatu struktur dan juga tidak diperkenanakn bergantung pada tipe struktur perlindungan pantai yang dikenai. Pada beberapa kasus dimana tanggul biasanya berfungsi sebagai pelindung suatu daerah, overtopping bisa menyebabkan limpahan air yang berlebihan atau bahkan menyebabkan erosi pada system suatu bangunan yang mengakibatkan kegagalan struktur.
Namun pada kasus lain overtopping dikehendaki , pada beberapa system breakwater, groin, atau jetty tidak berarti mengindikasikan untuk memperkecil dimensi struktur yang akan dibuat atau untuk menghemat biaya pembuatannya, tetapi berfungsi mengatur pola pergerakan sediment yang terjadi.
Pada perhitungan gaya-gaya gelombang yang mengenai struktur, diasumsikan tidak terjadi overtopping, namun sebaliknya jika diasumsikan terjadi overtopping, maka reduksi gaya-gaya gelombang pada struktur akan diperhitungkan. Reduksi gaya F1 didefinisikan sebagai :
F1 = rf F
Dimana rf adalah faktor reduksi gaya yang diberikan sebagai :
rf = (h/y)(2-(h/y)) untuk h/y < 1.0
dan
Rf = 1.0 untuk h/y ≥ 1.0
dimana :
F = gaya yang mengenai struktur, diasumsikan tidak terjadi overtopping
h = ketinggian struktur
y = kedalaman perairan, dari puncak atau lembah gelombang
Laju overtopping yang terjadi tergantung dari ketinggian struktur, kedalaman perairan diukur dari kaki struktur, kemiringan pemukaan struktur dan kekasaran permukaan struktur.
Persamaan Overtopping yang diberikan (CERC 1977)
dengan :
0 ≤ ((h – ds)/R) < 1.0
dimana :
Q= laju overtopping (volume /unit waktu )
g = percepatan gravitasi
H [i,0] = tinggi gelombang equivalent pada perairan dalam
h = ketinggian puncak struktur dari garis tanah
ds = kedalaman air dari kaki struktur
2.WAVE RUN UP
Wave run up adalah maksimum permukaan air local digaris pantai. Gelombang run-up dapat digunakan sebagai variable untuk menentukan struktur pantai. Run-up gelombang terjadi pada saat gelombang datang bergerak menuju ke pantai dan membentur kemiringan garis pantai atau bangunan pelindung pantai maka sebagian energi gelombang akan diubah menjadi gerakan air yang meluncur ke arah lereng bangunan. Setelah mencapai elevasi maksimum, akan terjadi aliran balik yang disebut run-down akibat gaya gravitasi. Run-down akan terus berlangsung sampai datang run-up dari gelombang berikutnya atau run-down mencapai lembah dari gelombang berikutnya. Tinggi elevasi run-up dan rundown diukur secara vertikal dari muka air rerata seperti gambar 4.(klo butuh gambar silahkan hubungi blogger)
parameter yang mempengaruhi terjadinya tinggi run-up adalah pada breakwater dipengaruhi oleh periode gelombang (T), tinggi gelombang datang (H), jenis lapis lindung, kedalaman d), dan arah sudut datang gelombang (θ). 0o dan 15o
Berdasarkan penelitian Battjes & Roos (1974) dan Technical Advisory Comitee (1974), diperoleh grafik tinggi run up yang disajikan pada gambar 5.(klo butuh gambar silahkan hubungi blogger)
Runup untuk gelombang acak didefinisikan agak lain, memperhitungkan keacakan.
Ru2% = elevasi, diukur dari SWL (still water level), yang dilampaui oleh 2% gelombang yang merambat pada lereng pantai (Hughes 2005).
Catatan: lereng kasar dan kedap air.
Rumus dari Coastal Engineering Manual 2001
Hmo = tinggi gelombang di perairan dalam
Lo = panjang gelombang di perairan dalam
tan α = kemiringan lereng
3.KENAIKAN GELOMBANG (WAVE SET UP)
Saat badai gelombang, pada kurun waktu tertentu, gelombang yang pecah di pantai menyebabkan meningkatnya muka air dan meneruskan energi dan momentum dari gelombang pecah tanpa dapat kembali lagi karena tertimpa oleh gelombang pecah berikutnya yang datang bergantian secara terus menerus. Gelombang tinggi umumnya terjadi pada bibir pantai menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur (bila ada) dan erosi pantai. Namun, sebagian besar dari gelombang tinggi tidak menjalar jauh ke darat karena sudah terlebih dahulu pecah meninggalkan fenomena kenaikan (setup) dan limpahan (runup). Kontribusi dari wave set-up dapat mencapai be 30%-60% dari kenaikan muka air akibat badai gelombang [5]. Besarnya kenaikan gelombang tergantung dari banyak factor seperti kemiringan pantai, kondisi gelombang datang, hambatan yang ada, dsb.
Kenaikan gelombang terdiri dari komponen ajek (steady) dan osilasi (oscillatory). Komponen ajek berasal dari penjalaran energi momentum dari gelombang pecar pada kolom air dan komponen osilasi berasal dari aspek-aspek nonlinear dari penjalaran energy momentum tsb. Sebagai pertimbangan praktis, Goda (2000) dan SPM (1984) menyediakan hubungan sederhana antara kenaikan gelombang takberdimensi (/Ho) dan kedua komponen tersebut.
Table 1: Kenaikan gelombang takberdimensi menurut Goda (2000) dan SPM (1984) [6]
(klo butuh tabel silahkan hubungi blogger)
Dimana: Ho : tinggi gelombang di perairan dalam
Lo: panjang gelombang di perairan dalam
4.BACKWASH
Desakan gelombang dari perairan laut bebas sering disebut dengan swash. Sedangkan gelombang balikannya selanjutnya disebut dengan backwash. Backwash merupakan arus balik air laut, seolah arus (swash) yang berasal dari pecahan gelombang di pantai mencapai batas alirannya.
5.PANTAI KONSTRUKTIF
Bentang alam pantai dikontrol oleh aksi alamiah yang bekerja secara terus menerus, bentang alam pantai konstruktif diantaranya salah satu aksi alamiah pantai yaitu yang yang bersifat membangun dengan cara pengendapan (konstruktif).
6.PANTAI DESTRUKTIF
Bentang alam pantai dikontrol oleh aksi alamiah yang bekerja secara terus menerus, bentang alam pantai destruktif diantaranya salah satu aksi alamiah pantai yaitu yang bersifat menghancurkan (destruktif)
DAFTAR PUSTAKA
http://wwwnuansamasel.blogspot.com
miningnet.blogspot.com/2008/01/bentang-alam-pantai.htm
Triatmodjo, Bambang.1999.Teknik Panatai.Beta Offset:Yogyakarta
Yuwono Nur Ir.1991.Bangunan Pantai.Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada:Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar