KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penyusunan tugas paper Instrumentasi kelautan tentang aplikasi instrumentasi dibidang kelautan dengan judul “AIS (Automatic Identification System) ”dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tak Lupa penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini, terimakasih yang sebesar-besarnya kepada,
• Orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungannya dalam segala bentuk.
• Karnoto, ST, MT selaku dosen Pengampu mata kuliah Instrumentasi Kelautan.
• Dan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan paper ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Tidak lupa, kiranya dalam penulisan maupun penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan penulis. Semoga paper ini bermanfaat untuk penulis khusunya, umumnya untuk yang membaca dan mempelajarinya. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
Semarang, Juni 2009
Penulis
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Instrumentasi Kelautan adalah suatu bidang ilmu kelautan yang behubungan dengan alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks dalam dunia kelautan. Instrumentasi kelautan secara umum mempunyai 3 fungsi utama:
1. sebagai alat pengukuran
2. sebagai alat analisis, dan
3. sebagai alat kendali.
Instrumentasi Kelautan sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survey/ statistik, instrumentasi pengukuran suhu, Disolve Oxigen (DO), Turbiditas, Salinitas, pH perairan, dll. Contoh dari instrumentasi sebagai alat analisis dalam dunia kelautan misalnya Echosounder, yang dapat menganalisis dan mendeteksi bawah air. Sistem pengukuran, analisis dan kendali dalam instrumentasi ini bisa dilakukan secara manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis dengan mengunakan komputer (sirkuit elektronik). Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi tidak bisa dipisahkan dengan bidang elektronika dan instrumentasi itu sendiri. Dalam kasempatan kali ini, instrumentasi yang akan dibahas adalah instrumentasi sebagai alat analisis yakni AIS (Automatic Identification System), AIS (Automatic Identification System) ini merupakan receiver yang memberikan informasi pada keadaan suatu pelayaran, biasanya yang menyediakan pelaut dengan indikasi dan semua posisi lainnya juga dilengkapi dengan kapal segera daerah, sehingga sangat penting memberikan informasi kesadaran akan kondisi yang dapat mempengaruhi navigasi dan keselamatan semua kapal. Dalam cara yang sama, otoritas pelabuhan dan coastguard dapat memantau AIS (Automatic Identification System) tranmisi dari tanah berbasis situs untuk mengendalikan dan mengatur pengiriman di daerah mereka. ADC dan DAC terdapat pada perangkat CMX910, sebuah IC yang terintegrasi dual modem untuk mendukung sistem AIS semua Kelas A mode serta Kelas B CSTDMA operasi. Perangkat ini dipecahkan masalah proliferasi dari antarmuka berarti bahwa AIS radio, untuk pertama kalinya, dapat dibangun tanpa FPGA atau perangkat serupa. Semua modem dan pemrosesan sinyal dilakukan dalam IC yang sama, karena semua fungsi ADC dan DAC. CMX910 yang juga simplifies host controller persyaratan ke tingkat yang hanya 8-bit microprocessor dibutuhkan, sedangkan memakan sedikit daya
1.2 Tujuan dan Manfaat
• Mengetahui dan memahami aplikasi instrumentasi dibidang kelautan.
• Mengetahui cara kerja instrumentasi kelautan yang dibahas.
• Mengetahui manfaat yang dihasilkan dari instrumentasi kelautan tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
AIS (Automatic Identification System) ini merupakan receiver yang memberikan informasi pada keadaan suatu pelayaran, yang menggunakan komponen ADC-DAC dalam mengubah sinyal masukan analog dari transduser menjadi sinyal digita. (Floyd, Thomas L)
ADC dan DAC terdapat pada perangkat CMX910, sebuah IC yang terintegrasi dual modem untuk mendukung sistem AIS(Automatic Identification System) semua Kelas A mode serta Kelas B CSTDMA operasi. (Zuhal)
Analog to Digital Conventer (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sebuah sinyal digital. DAC sebagai sebuah piranti yang mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal-sinyal digital (Couch II, Leon W)
III. ISI DAN PEMBAHASAN
AIS (Automatic Identification System) adalah system identifikasi data dari lokasi kapal yang telah diwajibkan untuk dipasang di kapal oleh International Maritime Organization (IMO) terhadap kapal yang berbobot lebih dari 300GT.
Dengan alat ini, berbagai data-data sebuah kapal dan lokasinya akan sangat mudah didapat sehingga akan dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat keselamatan operasi kapal. Termasuk menghindarkan kapal dengan bahaya tsunami. Alat ini juga dapat diintegrasikan dengan alat pendeteksi tsunami, sehingga mampu meminimalisir kecelakan di laut akibat tsunami.
Alat ini sangat bermanfaat bagi informasi transportasi kelautan, alat ini dititikberatkan pada identifikasi data mengenai pola transportasi laut dan khususnya lalu lintas kapal dengan ukuran besar, untuk kemudian data-data hasil pengamatan dari peralatan yang terpasang tersebut dikirim ke pusat data melalui media komunikasi data tertentu untuk ditampilkan sebagai monitoring dan untuk diolah lebih lanjut.
Data-data hasil pengamatan alat AIS (Automatic Identification System) ini awalnya merupakan data berbentuk signal yang nantinya akan diolah menjadi bentuk informasi digital yang ditampilkan dalam monitor alat AIS(Automatic Identification System). Untuk mengubah sinyal masukan analog dari transduser menjadi sinyal digital diperlukan perangkat pengubah analog ke digital atau disebut juga ADC (Analog to Digital Converter). Pengubahan ini diperlukan agar kejadian-kejadian di luar komputer yang dideteksi oleh transduser dan biasanya merupakan sinyal analog dapat digunakan sebagai masukan dalam bentuk sinyal digital.
Analog to Digital Conventer (ADC) ini adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sebuah sinyal digital dalam alat AIS (Automatic Identification System). Secara singkat prinsif kerja dari konventer A/D adalah semua bit-bit diset kemudian di uji, dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan. Keluaran D/A merupakan nilai analog yang ekuivalen dengan nilai register SAR. Apabila konversi telah dilaksanakan, rangkaian kembali mengirim sinyal selesai konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan data digital yang ekuivalen ke dalam register buffer. Dengan demikian, output digital akan tetap tersimpan sekalipun akan dimulai siklus konversi yang baru.
Untuk menentukan ADC yang digunakan dalam sistem akuisisi data ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
• Kecepatan konversi
• Resolusi
• Rentang masukan analog maksimum
• Jumlah kanal masukan
Pemilihan ADC umumnya ditentukan oleh metode yang digunakan untuk konversi data, sedangkan rentang tegangan masukan analog maksimum adalah watak untai ADC yang digunakan sehingga masukan analog yang akan dimasukkan ke ADC tersebut terlebih dahulu harus disesuaikan dengan tegangan analog maksimal yang diizinkan. Resolusi ADC berkaitan dengan cacah bit dan rentang tegangan pada masukan analog. Dengan pertimbangan diatas penulis sengaja memilih ADC 0804 sebagai konverter A/D. ADC 0804 adalah suatu IC CMOS pengubah analog ke digital delapan bit dengan satu kanal masukan.
Disamping ADC, alat AIS (Automatic Identification System) ini juga menggunakan DAC sebagai sebuah piranti yang mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal-sinyal digital, kemudian dilakukan pengolahan sinyal-sinyal secara numerik, dan pada saat mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog.
Dengan demikian instrumentasi AIS (Automatic Identification System) ini merupakan contoh aplikasi instrumentasi dikelautan yang menggunakan komponen ADC-DAC sebagai sensor yang mengubah data-data sinyal analog menjadi data digital yang mudah untuk digunakan dalam aplikasinya dikelautan.
IV. KESIMPULAN
1. AIS (Automatic Identification System) merupakan contoh aplikasi instrumentasi kelautan yang mengubah data-data sinyal analog menjadi data digital.
2. Instrumen AIS (Automatic Identification System) merupakan receiver yang memberikan informasi pada keadaan suatu pelayaran.
3. AIS (Automatic Identification System) ini merupakan receiver yang memberikan informasi pada keadaan suatu pelayaran, yang menggunakan komponen ADC-DAC dalam mengubah sinyal masukan analog dari transduser menjadi sinyal digital.
DAFTAR PUSTAKA
Couch II, Leon W. Digital and Analog Communication System. 3rd Ed.Macmillan Publishing Company,1990.
Floyd, Thomas L. Digital Fundamental.7th Ed.Prentice Hall
www.its.ac.id/berita.php?nomer=4019 (searching tanggal 5/6/09 jam 21.37 WIB)
www.rileks.com/community/artikelmu/ceremonia/4820-hibah-alat-pelacak-kapal-untuk-its.html (searching tanggal 5/6/09 jam 19.24 WIB)
Zuhal. Dasar Tenaga Listrik dan Elektronika Daya.Cetakan keenam, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2000.
LAMPIRAN
Gambar AIS (Automatic Identification System)
Gambar rangkaian ADC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar